Cara Membuat Kerangka Berpikir untuk Penelitian atau Skripsi

Kerangka berpikir menjadi pondasi apakah penelitianmu logis, berbasis masalah atau tidak. Ikuti cara membuat kerangka berpikir ini untuk skripsimu.
Cara Membuat Kerangka Berpikir

Hai para pejuang skripsi semester akhir. Sudah sampai di tahap ini artinya kamu tinggal selangkah lagi menyelesaikan studimu. Namun kadang kala berdasarkan pengalaman-pengalaman para alumni sih, perjalanan skripsi tidak selalu mulus, ada saja tantangan yang dihadapi, salah satunya saat harus menyusun yang namanya kerangka berpikir.

Bagian ini seringkali bikin mahasiswa merasa blank atau bingung bagaimana menghubungkan masalah, teori, dan rencana penelitian jadi satu kesatuan yang logis. Padahal, kerangka berpikir ini ibarat peta jalan penelitianmu. Jika petanya jelas, perjalanan skripsimu akan lebih terarah dan cepat sampai tujuan.

Kerangka berpikir adalah representasi visual atau naratif dari alur logika yang kamu gunakan untuk menjawab masalah penelitianmu. Ini menunjukkan bagaimana kamu melihat hubungan antar konsep atau variabel berdasarkan teori yang ada dan bagaimana itu akan membimbingmu dalam melakukan penelitian. Membuatnya memang butuh pemahaman yang mendalam tapi percayalah ini bisa dipelajari.

Mari kita bedah 10 langkah simpel menyusun kerangka berpikir yang kokoh, mudah dipahami, logis dan pastinya ketika ditanya dosen tidak bingung menjelaskannya.

1. Kenali Fungsi Kerangka Berpikir

Langkah pertama sebelum mulai menyusun adalah memahami betul mengapa kerangka berpikir itu penting dalam penelitian skripsi. Kerangka berpikir berfungsi sebagai peta jalan atau blueprint yang menunjukkan alur logis pemikiranmu mulai dari identifikasi masalah hingga cara kamu akan menjawabnya melalui penelitian.

Memahami fungsinya secara mendalam membantumu melihat kerangka berpikir bukan sebagai sekadar syarat administratif atau beban tugas semata, tapi sebagai alat bantu yang sangat krusial dan memandu langkah-langkah penelitianmu. Kamu jadi lebih termotivasi untuk menyusunnya dengan serius karena kamu tahu manfaat besarnya dalam memberikan arah yang jelas bagi seluruh proses penelitian skripsimu.

2. Perjelas Masalah dan Tujuan Penelitian

Kerangka berpikirmu harus berangkat dari fondasi yang kokoh yaitu masalah atau pertanyaan penelitian yang sangat jelas dan spesifik serta tujuan penelitian yang ingin kamu capai.

Pastikan rumusan masalahmu sudah fokus, tidak terlalu luas atau sempit, dan tujuan penelitianmu spesifik, terukur, relevan, dan berbasis waktu jika memungkinkan. Masalah dan tujuan yang jelas adalah kompas utama yang akan mengarahkan seluruh penyusunan kerangka berpikirmu memastikan setiap elemen yang kamu masukkan relevan dengan apa yang ingin kamu teliti.

Itulah kenapa, ketika rumusan masalahmu clear dan jelas, pasti akan mudah menyusun kerangka bepikir yang logis, runtut, tidak tumpang tindih antar bahasan.

Jadi, dengan memiliki masalah dan tujuan yang sudah terdefinisi dengan baik kerangka berpikirmu akan terfokus langsung pada inti persoalan dan relevan untuk menjawab apa yang sebenarnya ingin kamu ungkap dalam penelitianmu.

3. Identifikasi Semua Konsep Kunci

Setelah masalah dan tujuan penelitianmu terdefinisi dengan baik, temukan semua konsep atau variabel utama yang terkait erat dan relevan dengan masalah penelitianmu itu. Lakukan kajian literatur secara ekstensif baca buku referensi artikel jurnal penelitian terdahulu dan sumber lain yang relevan untuk mengidentifikasi konsep-konsep utama atau variabel-variabel yang menjadi fokus dalam studimu.

Mengidentifikasi semua konsep kunci yang relevan memastikan tidak ada elemen penting yang terlewat dalam analisis teoretismu dan kerangka berpikirmu akan memiliki ‘bahan-bahan’ yang komprehensif. Kerangka berpikirmu akan mencakup semua aspek penting yang perlu dipertimbangkan dan dijelaskan dalam konteks masalah penelitianmu.

4. Definisikan Konsep Secara Operasional

Setelah mengidentifikasi konsep-konsep utama, langkah penting selanjutnya adalah menjelaskan makna setiap konsep tersebut secara operasional dalam konteks penelitianmu.

Tentukan bagaimana kamu akan mengukur atau mengamati setiap variabel atau konsep abstrak dalam penelitianmu misalnya dengan mendefinisikan indikator-indikator spesifik yang bisa diukur atau diobservasi di lapangan.

Definisi operasional ini adalah mengubah konsep yang tadinya abstrak menjadi konkret, bisa diamati, dan terukur ini esensial untuk tahap pengumpulan data dan analisis nantinya.

Penelitianmu jadi bisa dilaksanakan dengan jelas dan terukur berdasarkan data empiris dan dosen pembimbing pun mudah memahami bagaimana kamu akan menguji atau mengkaji konsep-konsep tersebut di lapangan.

5. Petakan Hubungan Logis Antar Konsep

Hubungan Logis Antar Konsep
Ilustrasi Hubungan Logis Antar Konsep | pexels.com

Ini adalah inti dari kerangka berpikir setelah semua elemen penting teridentifikasi dan terdefinisi pikirkan bagaimana konsep-konsep atau variabel-variabel tersebut saling terkait atau mempengaruhi satu sama lain secara logis.

Buatlah alur logisnya bagaimana satu konsep memengaruhi konsep lain, bagaimana mereka berinteraksi, atau bagaimana semua konsep beroperasi bersama untuk menjelaskan fenomena atau masalah penelitianmu.

Memetakan hubungan antar konsep ini menunjukkan alur pikirmu dalam melihat fenomena berdasarkan konsep-konsep tersebut dan bagaimana kamu akan menjelaskan hubungan sebab-akibat pengaruh atau korelasi di antara mereka.

Alur logikamu akan terlihat sistematis, runtut, mudah dipahami, dan menjadi dasar kuat untuk melangkah ke tahap perumusan hipotesis jika penelitianmu kuantitatif atau memandu analisis data jika kualitatif.

6. Dukung Hubungan dengan Teori Relevan

Setiap hubungan yang kamu gambarkan atau jelaskan dalam kerangka berpikirmu harus didukung oleh teori-teori konsep-konsep atau hasil penelitian sebelumnya yang relevan dan sudah mapan dalam bidang ilmu yang kamu teliti.

Cari teori yang secara eksplisit menjelaskan keterkaitan antar konsep-konsepmu, sitasi hasil penelitian terdahulu yang menunjukkan adanya hubungan serupa antara variabel yang kamu teliti. Mengaitkan setiap elemen dan hubungan dalam kerangka berpikirmu dengan teori memberikan legitimasi ilmiah yang kuat pada alur pemikiranmu ini membuktikan bahwa pandanganmu tidak sekadar asumsi pribadi tetapi berakar pada body of knowledge yang sudah ada.

Kerangka berpikirmu menjadi kokoh secara akademis, meyakinkan bagi pembaca atau dosen pembimbing, dan menunjukkan bahwa penelitianmu memiliki dasar teoretis yang kuat.

7. Rumuskan Hipotesis Jika Diperlukan

Rumuskan Hipotesis
Ilustrasi Tulisan Hipotesis | Pexels.com

Apabila jenis penelitianmu adalah kuantitatif yang bertujuan untuk menguji hubungan antar variabel atau menguji suatu model maka setelah kerangka berpikir terbentuk kamu perlu merumuskan hipotesis.

Hipotesis adalah dugaan sementara atau jawaban tentatif terhadap masalah penelitian yang akan kamu uji kebenarannya melalui data empiris dirumuskan berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir yang sudah kamu susun.

Hipotesis ini memberikan arah yang sangat jelas untuk tahapan analisis data yang akan kamu lakukan nantinya karena data yang kamu kumpulkan akan digunakan untuk menguji apakah hipotesismu diterima atau ditolak. Proses penelitianmu menjadi lebih terarah, data yang dikumpulkan relevan untuk menjawab hipotesis, dan hasil penelitianmu akan memberikan kontribusi pada pengujian teori yang ada.

8. Pilih Format Penyajian Kerangka

Kerangka berpikir bisa disajikan dalam beberapa format tentukan mana yang paling pas untuk penelitianmu. Kamu bisa memilih format diagram visual yang menggunakan kotak atau lingkaran untuk konsep/variabel dan panah untuk hubungan atau format narasi tekstual yang menjelaskan alur pikirmu dalam bentuk paragraf.

Pertimbangkan mana yang paling jelas dan mudah dipahami untuk menggambarkan alur logis topik penelitianmu, dan jika memungkinkan diskusikan preferensi format ini dengan dosen pembimbingmu.

Format penyajian yang tepat sangat membantu pembaca skripsimu termasuk dosen pembimbing untuk memahami alur pemikiranmu dengan lebih cepat dan akurat. Komunikasi idemu menjadi lebih efektif dan kerangka berpikirmu tersampaikan dengan cara terbaik.

Artikel menarik: Berapa Kata Minimal Untuk Judul Skripsi?

9. Susun Kerangka Sesuai Format Terpilih

Wujudkan alur logis dan hubungan antar konsep yang sudah kamu petakan ke dalam format penyajian yang sudah kamu pilih.

Apabila kamu memilih diagram gambarkan kotak dan panah yang rapi mewakili setiap konsep dan hubungannya. Dan apabila memilih narasi tuliskan alur pikirmu dalam paragraf yang padat dan jelas.

Jangan lupa sertakan penjelasan singkat di bawah diagram atau dalam narasi tentang makna setiap elemen dan mengapa hubungan itu ada didukung teori. Menyusun kerangka secara visual atau naratif membuat idemu yang abstrak menjadi konkret memiliki wujud yang siap untuk dibaca dan dikonsultasikan. Kamu memiliki draf kerangka berpikir yang utuh menjadi materi utama yang akan kamu diskusikan dan pertahankan di hadapan dosen pembimbingmu.

10. Konsultasikan dan Perbaiki Kerangka Draft yang Dibuat

Draf kerangka berpikir yang sudah kamu susun belumlah final sampai mendapatkan persetujuan dari dosen pembimbing skripsimu. Ajukan kerangka berpikir yang sudah kamu buat kepada beliau dengarkan baik-baik setiap masukan kritik atau pertanyaan yang disampaikan terima dengan lapang dada dan lakukan revisi yang diperlukan sesuai dengan arahan dan saran yang diberikan beliau.

Dosen pembimbing memiliki pengalaman sudut pandang keilmuan dan pemahaman yang jauh lebih luas masukan mereka sangat berharga untuk menyempurnakan kerangka berpikirmu membuatnya lebih tajam relevan dan sesuai dengan standar penelitian.

Dengan melakukan konsultasi aktif dan revisi berdasarkan masukan dosen kerangka berpikirmu menjadi semakin kuat akurat disetujui dosen dan langkahmu menuju bab-bab selanjutnya dalam skripsi jadi lebih mantap dan terarah.

Baca juga: Cara Menjawab Pertanyaan Apa Alasan Memilih Judul Skripsi ini?

Ringaksan bahasan di atas

Kerangka berpikir itu bukan sekadar gambar atau bagan yang rumit tapi inti logis dan peta jalan penelitian skripsimu.

Dengan memahami fungsinya memulai dari masalah yang jelas mengidentifikasi dan mendefinisikan konsep memetakan hubungannya mendukung dengan teori merumuskan hipotesis jika relevan memilih format penyajian yang tepat menyusunnya dengan detail dan yang terpenting mengkonsultasikan serta memperbaikinya bersama dosen pembimbing kamu sudah membangun fondasi yang sangat kuat untuk skripsimu.

Jangan jadikan kerangka berpikir sebagai momok tapi lihatlah sebagai alat bantumu untuk berpikir sistematis dan terarah. Semangat menyusun kerangka berpikir semoga bimbingannya lancar dan skripsinya cepat selesai.

Bagikan artikel ini