Setiap mahasiswa yang S1 pasti akan melewati masa-masa yang menegangkan sebelum lulus, yaitu mengerjakan sebuah skripsi. Bahkan, rumornya selama mengerjakan skripsi itu ada saja masalah dan hambatan. Tapi, apa saja sih hambatan dalam mengerjakan skripsi yang berakibat fatal pada susahnya lulus (lama di skripsi)?
Artikel ini sebenarnya diinisiasi dengan adanya keluhan seperti pada tweet di bawah ini, yang mengatakan bahwa “kan orang2 tuh pada bilang klo skripsi tuh susah ya. Nah, apa aja yang susah itu?”
[cm] kak mau nanya dong kepo aja, kan orang2 tuh pada bilang klo skripsi tuh susah ya, tolong deskripsiin dong kak maksudnya susah itu gimana trus yg buat skripsi tuh susah gimana gitu pgn tau aja
— COLLE | CEK PINNED (@collegemenfess) December 7, 2022
Hambatan yang dialami mahasiswa saat mengerjakan skripsi
Oleh karena itu, Aku tertarik banget untuk membahas hal ini lebih dalam dan rinci beberapa hambatan yang biasanya muncul selama proses penyelesaian skripsi.
1. Masalah lokasi penelitian yang susah dicari.
Hambatan pertama adalah ketika kita terlalu fokus pada tema tertentu dan sesuai dengan yang kita sukai, ternyata tidak semua lokasi ada masalah yang kita harapkan tersebut. Kedua, adanya lokasi penelitian belum tentu diizikan untuk diteliti.
Jadi, malah akhirnya kita bukan fokus menyelesaikan masalah malah bikin masalah sendiri karena kita sendiri yang membatasi topik penelitian sendiri. Tidak mau berkembang dan mencoba judul lainnya.
2. Salah sasaran untuk responden penelitian.
Banyak yang salah mengartikan bahwa seminar proposal adalah hal yang menakutkan dan sebaiknya tidak ada pertanyaan yang susah disana. Padahal, dengan adanya seminar proposal inilah, proses kedepan pengerjakaan skripsi bisa lebih benar atau salah.
Kadang, karena tidak ada masalah di seminar proposal apalagi terkait metode dan responden, bisa jadi di tengah jalan malah ada masalah responden ini. Ada beberapa masalah biasanya terkait responden ini.
- Responden susah ditemukan
- Jumlah responden yang sesuai dengan kriteria ternyata jumlahnya tidak mencukupi
- Hasil wawancara atau pengisian kuesioner tidak valid, sehingga harus mencari responden baru.
Nah, biasanya hal diatas muncul dan kadang kalau kita tidak memahami responden dengan baik, akan blunder ketika nanti sidang skripsi.
3. Dosen pembimbing sibuk dan susah ditemui.
Hambatan dalam mengerjakan skripsi selanjutnya adalah masalah dosen yang susah untuk ditemui. Ada beberapa hal yang menyebabkan hal ini.
- Kesalahan diri sendiri yang jarang bimbingan
- Minta bimbingan di akhir masa injury time (MAU DO)
- Dosen banyak kegiatan di luar kota
- Dosen menjabat sebagai petinggi di kampus
- Kita kurang sopan dalam menghubungi.
Solusinya bagaimana? Buat kesepakatan untuk menjadwalkan bimbingan rutin. Misalnya 2 minggu sekali atau setiap hari Rabu.
4. Tidak adanya partner bersama dalam penelitian.
Mengambil penelitian yang sangat berbeda dengan temanya. Artinya apa? Ya kamu harus mencari data dan mengambilnya sendiri. Kalau ada masalah ditengah jalan terkait pengambilan data, ditanggung sendiri.
Padahal, bisa saja sebenarnya menggunaka satu lokasi skripsi yang sama dengan temannya tetapi beda dari segi judul dan aspek yang diteliti. Tujuannya? Supaya memudahkan dan saling backup kalau ada kendala ditengah jalan.
Siapa tau juga jalan untuk jadi jodoh ehe.
5. Suka malas dan merasa kesusahan mencari referensi.
Apakah kamu orang yang malas? Jika iya, maka jangan salahkan keadaan, bisa jadi penghambatnya pada dirimu sendiri. Apalagi masalah mencari referensi skripsi ya. Pasti hal ini membutuhkan kerajinan seseorang dan juga semangat juang yang tinggi.
Butuh referensi untuk skripsimu? Cek situs di bawah ini. Gratis.
6. Kesalahan penulisan tidak sesuai kaidah
Masalah keenam dan menjadi hambatan dalam mengerjakan skripsi adalah tidak suka menulis dan membaca. Pada akhirnya apa? Tidak memakai kalaimat yang efektif saat menulis dan tidak memerhatikan tanda baca serta kata baku yang sesuai kaidah EYD.
Nah, ini memang perlu diasah, jangan suka paling merasa benar dan tidak mau mempelajarinya. Akhirnya, malah dosen malah males karena yang harusnya mengoreksi isi penelitian malah fokus ke tata bahasa.
7. Tidak pernah membaca aturan skripsi dari jurusan
Setiap jurusan pasti memiliki buku panduan atau buku aturan dalam menulis skripsi. Biasanya dalam buku panduan tersebut membahas banyak hal, seperti:
- Susunan Skripsi
- Cara menulis sitasi dan daftar pustaka
- Cara membuat daftar isi
- Format penulisan gambar, grafik dan tabel
- Margin skripsi (Baca juga: Panduan Mengatur di Ms Word yang Benar 4433)
- Dan masih banyak format yang lain.
Kalau tidak mau membaca, pasti banyak revisian. Bukan revisi konten malah revisi tata bahasa dan aturan yang bukan hanya bikin malas dosen tetapi juga hasil revisian fokus ke tata bahasa dan susunan.
8. Tidak menerapkan pembuatan outline skripsi
Kedelapan, ada banyak sekali mahasiswa mengeluh karena bingung harus memulai dari mana. Hal ini disebakan oleh mahasiswa yang sejak awal tidak mau untuk membuat outline skripsi. Oleh karena itu, silakan buat ini dengan baik. Jika bingung, kamu bisa ikuti panduan dalam artikel: 5 Langkah Membuat Outline Skripsi yang Baik.
Itulah 7 masalah, kendala dan hambatan dalam mengerjakan skripsi yang kebanyakan dialami oleh mahasiswa yang pada akhirnya malah menyalahkan dosennya. Hehe. Kata terakhir, kalau kalian tidak mempersulit dosen, pasti dosen tidak mempersulit kalian.
Untuk informasi lebih banyak mengenai penelitian, skripsi dan lainnya, Kamu bisa kunjungi ulasan yang rinci dan solusinya di Penelitian dan Skripsi Mahasiswa.
Artikel Terkait